H ujan terus menerus di sini, entah, aku tak dapat terbang. Aku dikurung dalam sangkar oleh diriku sendiri dan juga keadaan. Aku ingin menyalahkan keadaan dan waktu. Sebenarnya, masih banyak lagi yang ingin kusalahkan atas segalanya. Namun, kusadar, itu tak pantas. Temanku, burung lain sudah asyik terbang sekarang. Entah ke mana mereka, bertengger ke pohon yang satu, satu lagi, dan yang satu lagi. Pokoknya banyak. Sedangkan aku hanya bisa di sangkar ini melihat ke luar bersama derasnya hujan. Ahhh, aku tidak suka! aku ingin terbang melintasi cakrawala yang ingin kulewati dan menikmati segarnya angin. Aku diam di sarang ini. Katanya, diam saja takkan memberikan arti. Lalu, bagaimana kuharus bergerak jika ruang gerakku dibatasi? Katanya, sabar, tunggu waktu. Namun, terlalu optimis ternyata. Ini dunia metafisika, bukan dunia positivisme yang selalu diagungkan negara Barat loh. Toh, kedengarannya narasi positivisme Barat sudah meredup dan hancur. Sebagai burung, kurindu lembutnya udara...