Langsung ke konten utama

Adu...

Lelaki, aku suka memanggilmu itu
Lelaki yang dapat kusentuh dari luar
Namun, sedikit pun tak dapat kusentuh hatimu terdalam

Tali merah jambu apa yang kita buat
Betapa jauh kau mengulur dan aku sibuk menarik
Kau takkan pernah tahu berapa lama aku untuk berjuang
Kurajut menjadi sebuah kisah merah jambu yang bernoda hitam
Katamu, aku tidak suka

Adu...
Memang membuat adu...
Cinta bodoh!
Menuruti tanpa diminta


Kau sibuk menulis berbagai kisah
Ia hanya sibuk tertidur dengan orokan yang keras
Dia takkan pernah paham luka yang membekas
mengarat dan sebentar lagi akan retak

Kau harus berubah
bahkan seperti power ranger
Bukankah ketika kau berubah dan kembali ke jiwa dan ragamu dulu
Kau lebih bahagia?
Merah jambu akan datang sesuai waktu
Tugasmu hanya terus menelan kekalahan dan mencicipi apa yang kau inginkan

Lalu, bagaiman harap merah jambumu?
Merah jambu bisa kau rajut dengan lelaki mana pun
sesuai takdirmu

Malam ini terasa sangat dingin dan kusumpal telingaku untuk menghindari suara orokan yang terdengar sangat tidak adil
Oh ya, merah jambu seharusnya meronakan kedua pipi masing-masing
Namun, jika memang hanya kau saja yang merona,
ada yang salah

Hayolah, punguti daun berserakan
bersihkan dan memang takdir mereka seperti itu
sapu dan punguti sebagai pengganti air mata
Bukankah lama kelamaan kau akan melihat suatu tatanan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Karya Ahmad Tohari

Berikut ini adalah sinopsis yang saya buat sendiri setelah membaca novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Selamat membaca. Dukuh Paruk, sebuah perkampungan di mana terdapat nilai estetika terhadap alamnya yang sederhana dan orang-orang yang sederhana pula di dalamnya. Rasus, seorang anak kecil yang hidup dan dibesarkan oleh Neneknya yang sudah tua renta. Rasus kecil tidak mengetahui cerita mengenai Ayahnya. Rasus kecil hanya mengetahui cerita mengenai Ibunya. Kisah seorang Ibu yang tak pernah dia temui dalam hidupnya. Rasus mendapatkan gambaran angan-angan mengenai seorang Ibu yang dia dapatkan pada sosok Neneknya yang tua renta. Kisah Ibu Rasus yang entah samapai sekarang masih hidup atau tidakpun menjadi angan-angan tersendiri bagi Rasus di dalam otaknya. Masa lalu mengenai racun tempe bongkrek yang menelan banyak korban di Dukuh Paruk. Cerita mengenai orang tua Srintil, salah seorang teman perempuan yang memikat hati Rasus. Cerita mengenai bagaimana Santajib dan istriny...

Aliran Tagmemik dan Karakteristiknya

Latar belakang munculnya aliran tagmemik   1. Aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan Aristoteles 2. Awal abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure 3. Pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N. Chomsky 4. Aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme 5. Muncul aliran yang lain yakni Case Grammer 6. Aliran Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai keunggulan dalam analisis kategori-kategori gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai keunggulan dalam analisis peran dan aliran Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis hubungan antar bagian di dalam struktur. Inilah sebenarnya yang melatarbelakangi munculnya aliran Tagmemik yang elektik dan eklektik yang memilih unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi satu kesatuan di dalam model analisis Sejarah Perkembangan Aliran Tagmemik     ...

Contoh puisi Akrostik, puisi Cinquain dan puisi Haiku

Puisi Akrostik Pergi P: Petang yang menguning bergegas ke singgasana E: Enyah bersama pekikan burung senja R: Radak yang kauberi, remai terasa G: Gabak suatu pertanda I: Ilam-ilam yang kurasa Sajalah S: Saadah yang kau beri hanya fatamorgana semata A: Atau cecap manis sementara J: Jauh terbang tertiup angin senja A: Asa penuh dusta L: Loakkan saja! biar kumudah melupa A: Apatah bakar! dengan api membara H: Hangus tiada sisa! Kasih K: Kasih, maklumat yang kau beri sungguh menyayat hati A: Akhir sudah kisah ini, tegasmu berkali S: Sorang jelita hitam t’lah hadir bukan mimpi I: Ingin kumenangisi segala obituari janji H: Haruskah aku ikhlas berseluk perih? Puisi Cinquain 1) Duri Tajam menancap Kucoba untuk mencabut Sungguh, sangat perih menyayat Semat 2) Kenangan Tak telupakan Bergerak mengikut zaman Mencampur aduk segala perasaan Ingatan 3) Pendusta Malu terpelihara Berucap dengan bisa Membuat geram tiada tara Pemb...