Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Empat Ribu Rupiah

Empat ribu rupiah. Ya, nominal yang tidak seberapa bagi kebanyakan orang, bahkan bagiku dan teman mahasiswa lain. “Empat ribu bisa dapat beli apa sih? Bakso aja udah lebih dari segitu.”             Ya, menurut saya pendapat itu sangat benar, bagi kami seorang mahasiswa empat ribu rupiah bukan nominal yang besar jika dibandingkan dengan biaya kuliah kami yang bisa beratus kali lipat dengan uang empat ribu rupiah, apalagi dengan uang sewa kosan, biaya hidup dan embel-embel lain yang tak terduga.             Namun, hal ini tak berlaku bagi lelaki separuh baya yang kira-kira berusia 50 tahunan itu. Ya, sebut saja beliau bernama Sutejo. Hari itu adalah tanggal 7 Juli 2013. Tepatnya malam hari,   pukul setengah sembilan malam. Malam itu aku bersama Ibuku berniat ingin membeli makanan di daerah stasiun kereta api Kranji. Akhirnya, sebelum mencari makanan, Ibuku berniat...

Sisi Lain Sanggar Sastra edisi Anak Kelas

Lanjut ke edisi Anak Kelas. Yap di mulai saja dari ketua kelas sekaligus menjabat sebagai pimpinan produksi yaitu Nur Hidayat Santoso atau si Kribo. Tanpa harus aku jelaskan mengapa dia dipanggil Kribo pasti kalian sudah mengetahuinya bila melihat foto ini. dududuh, Dayat alias Kribo.... itu foto yang aku temukan di dalam HPku, ternyata dia bernarsis ria di HPku. Maklum, Kriboo. Dayat sih jarang marah kalau ada masalah mengenai Sanggar Sastra tapi dia rada-rada ngeselin kalau ada masalah yang urgent tapi dia entah kemana.Contohnya waktu itu masalah, dia malah asik demo. Entahlah bagaimana jalan pikirannya tapi yang jelas, We're love you, Kiting !    Lalu ada Agung Setiawan yang menjabat sebagai sekretaris dan juga berperan sebagai Papinya si Romeo.  Prestasi yang diraih oleh Agungpun sudah lumayan banyak lho di dalam dunia Acting . Contohnya adalah aktor terbaik dalam Nondik AWARD . Sebelumnya bagi orang yang membaca ini dapat mempertimbangkan kemampuannya dala...

Sisi Lain Sanggar Sastra edisi Pak Ari Kpin

Dalam Sanggar Sastra ini banyak sekali sisi menarik yang gak bakalan keulang kapanpun dalam hidup kami semua. Yaps, everymoment is sweet moment . Jujur gue capek kalo tiap kali harus mengitalic kata-kata yang gak sesuai dengan EYD. Oleh karena itu, dalam menulis kisah ini aku akan berusaha menuliskannya sesuai EYD, maaf bila aku mengurangi unsur gaulnya. Hahaha. Dimulai dari eyang pembimbing kami alias guru besar senior yaitu Bapak Ari Kpin. Kece banget yakan fotonya? Yaiyalah. Seniman yang paling nyentrik dan pamong kami di Sanggar Sastra ini. Kesan yang gak akan dilupakan dari seorang Bos Ari Kpin adalah selalu membawa kripik pisang ke kelas kalau latihan. Entah mengapa kripik pisang yang dibawa oleh Bapak itu menjadi daya pikat utama bagi anak-anak kelas yang meronta-ronta kelaparan, terutama aku. Sebenarnya bukan kripik pisang saja yang takkan terlupakan dari Bapak tapi gayanya yang eksentrik. Memikat semua anak-anak kelas. Bapak seakan menganggap kami adalah mahasiswa...

Garis Awal Sanggar Sastra

            Assalamualaikum, hai blogger apa kabar? Pastinya sudah sangat lama banget gue enggak nulis di blogger yaps ? Enggak tau dapet ilham dari mana, niat banget pagi-pagi bangun dan nulis di blogger. Niatnya sih hari ini mau pulang ke rumah tercinta tapi dikarenakan ramalan cuaca kurang memungkinkan terpaksa gu e harus menunda kepergian gue. Sip, kali ini gue lagi pengen cerita mengenai kisah seru di Sanggar Sastra. Gue yakin lo lo pada gabakal ngerti apa itu Sanggar Sastra. Sanggar Sastra adalah salah satu mata kuliah wajib yang kami kontrak pada semester 2 ini. Sip ya, semester 2! Baca dengan jelas DUA! Sebenarnya kami anak-anak nondik yang kece membahana seketika shock tiada tara, bagaimana bisa mahasiswa baru yang belum mempunyai skill-skill top cer seperti kakak-kakak tingkat disemester 4 bisa mewujudkan sebuah petunjukan yang memukau? Ah, sudahlah... dibenak kami rasanya sangat mustahil. Dosen yang mengaja...