Dalam Sanggar Sastra ini banyak sekali sisi menarik yang gak bakalan keulang kapanpun dalam hidup kami semua. Yaps, everymoment is sweet moment. Jujur gue capek kalo tiap kali harus mengitalic kata-kata yang gak sesuai dengan EYD. Oleh karena itu, dalam menulis kisah ini aku akan berusaha menuliskannya sesuai EYD, maaf bila aku mengurangi unsur gaulnya. Hahaha.
Dimulai dari eyang pembimbing kami alias guru besar senior yaitu Bapak Ari Kpin.
Kece banget yakan fotonya? Yaiyalah. Seniman yang paling nyentrik dan pamong kami di Sanggar Sastra ini. Kesan yang gak akan dilupakan dari seorang Bos Ari Kpin adalah selalu membawa kripik pisang ke kelas kalau latihan. Entah mengapa kripik pisang yang dibawa oleh Bapak itu menjadi daya pikat utama bagi anak-anak kelas yang meronta-ronta kelaparan, terutama aku. Sebenarnya bukan kripik pisang saja yang takkan terlupakan dari Bapak tapi gayanya yang eksentrik. Memikat semua anak-anak kelas. Bapak seakan menganggap kami adalah mahasiswanya tapi adalah Friend. Mengapa aku bisa mengatakan seperti itu? Wajar saja, bila kalian bertemu langsung dengan beliau dan bersua dengannya, pasti kalian menganggap kau dan beliau adalah teman begitu sebaliknya. Beliau memang tak mempunyai batasan seperti dosen pada umumnya. Maklum, beliau memang Youngthink. Yaps... selalu berpikiran muda dan mempunyai jiwa yang muda pula.
Dari beliau juga kami mendapatkan ilmu yang sedikit demi sedikit menjadi tabungan kami. Bapak mempunyai imajinasi dan inspirasi tersendiri terhadap seni. Semua properti yang digunakan dalam pertunjukanpun kami semua yang membuatnya. Ya, ini tak lepas dari ide inspiratif dan arahan dari Pak Ari.
So far... Mr. Ari, you're the best. Thanks for everything and we're never forgeting you !
Komentar
Posting Komentar