Langsung ke konten utama

Laporan buku sastra anak

KUALITAS BUKU ANAK “SUWIDAK LORO” KARYA MURTI BUNANTA YANG SANGAT BAIK DARI SEGALA ASPEK
oleh
Roma Kyo Kae Saniro
I. PENDAHULUAN
 Sastra anak merupakan bagian paling penting untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia. Kurniawan (2009:22) mengatakan sastra anak adalah sesuatu yang mengacu kepada kehidupan cerita yang berkorelasi dengan dunia anak-anak (dunia yang dipahami anak) dan bahasa yang digunakan sesuai dengan perkembangan intelektual dan emosional anak (bahasa yang dipahami anak-anak).
 Di Indonesia dengan zaman yang semakin berkembang, sastra anak seakan terabaikan. Jarang sekali orang-orang untuk melirik sastra anak. Hal ini sungguh miris, karena sastra anak memiliki peran penting bagi anak-anak Indonesia. Usia anak-anak merupakan usia yang paling penting untuk mengajarkan apresiasi terhadap karya, khususnya karya sastra. Di usia anak-anak juga, secara langsung akan belajar mencintai membaca karena adanya apresiasi terhadap karya. Apabila anak-anak Indonesia meningkatkan apresiasi terhadap karya, khususnya karya sastra, akan meningkat juga tingkat cinta membaca anak.
 Problematik lain yang timbul adalah jarang atau minimnya karya sastra anak yang berupa buku. Di Indonesia, sulit sekali ditemukan buku-buku anak yang sangat berkualitas. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini peneliti berusaha mencoba meneliti sebuah buku anak dari segi karakteristik cerita yang baik, karakteristik sastra anak yang baik dan karakteristik buku anak yang berkualitas.
II. ANALISIS
 Di dalam penelitian ini, berikut adalah rincian buku yang akan peneliti teliti.
Judul buku : Suwidak Loro (seri folklor anak bilingual)
Pengarang : Murti Bunanta
Tahun terbit : 2012
A. Karakteristik Cerita Anak
1. Tema
 Di dalam buku yang berjudul “Suwidak Loro” ini adalah seri folklor anak bilingual. Di dalam buku anak ini, adanya tema mengenai seorang anak gadis miskin dengan wajah buruh rupa yang kemudian berubah menjadi cantik jelita yang kemudian menikah dengan sang Raja.
 Dari tema yang terdapat di dalam buku yang berjudul “Suwidak Loro” ini merupakan tema tradisional (adanya kesusahan dan kebahagiaan). Tema ini merupakan tema yang baik untuk sastra anak karena dapat dengan mudah dipahami oleh anak dan masih ke dalam dunia anak.
2. Plot
 Cerita Suwidak Loro ini adalah cerita naratif yang menggambarkan peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokohnya. Rangkaian waktu yang digunakan sangat sederhana. Alur yang digunakan adalah alur maju tidak membingungkan pembaca, khususnya pembaca anak-anak.
 Di dalam buku ini juga adanya awal (perkenalan) yang sederhana dari perkenalan tokoh dan keadaannya, kemudian disusul oleh tengah (konflik) saat para tetangga yang marah dan jengkel dengan nyanyian dan doa ibu Suwidak Loro yang mendoakan anaknya cantik dan diperistri oleh raja sehingga mereka melaporkan kepada raja. Kemudian, raja yang mendengar hal tersebut bukannya marah, malah melamar Suwidak Loro karena raja yang bijaksana menganggap mungkin benar apa yang dinyanyikan dan didoakan oleh Nyai Janda (ibu Suwidak Loro) setiap malam hingga menjelang pagi. Raja yang menyuruh patihnya untuk melamar Suwidak Loro ini adalah bagian konflik dari cerita ini.
 Kemudian disusul oleh adanya akhir (anti klimaks) adalah Suwidak Loro yang buruk rupa bertukar wajah dengan anak Dewi yang cantik jelita sesuai dengan perjanjian mereka karena anak Dewi ingin sekali mencicipi bekal yang dibawa oleh Suwidak Loro ketika di tengah perjalanan menuju istana. Setelah peristiwa tukar menukar wajah tersebut, akhirnya Suwidak Loro berubah menjadi cantik jelita, menikah dengan raja, dan hidup bahagia dengan suami, ibu dan keluarganya.
 Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita ini memiliki alur yang sederhana dengan awal (perkenalan), pertengahan (klimaks) dan akhir (anti klimaks) yang sederhana yang memudahkan pembaca anak-anak memahami alurnya.
3. Tokoh dan Penokohan
 Setelah meneliti buku anak yang berjudul “Suwidak Loro” ini, tokoh dan penokohan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1) Suwidak Loro
2) Janda Tua (Ibu Suwidak Loro)
3) Para Tetangga
4) Raja
5) Patih
6) Sang Dewi
7) Anak Dewi
4. Amanat
 Di dalam sastra anak, amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh penulis yang bersifat ajaran moral yang praktis (dapat ditafsirkan oleh pembaca, khususnya anak-anak lewat cerita) baik secara implisit atau eksplisit melalui tokoh atau moderator.
 Di dalam cerita “Suwidak Loro” ini, adanya amanat secara eksplisit yaitu sebab manusia, kita sebaiknya tidak boleh menyerah dengan takdir yang ada. Kita dapat mengubah takdir apabila kita selalu percaya, berdoa dan berusaha karena semua hal akan indah pada waktunya.
 Amanat yang ada di dalam cerita ini sangat baik untuk pembaca khususnya anak-anak, karena dengan adanya amanat ini anak-anak akan selalu percaya, berdoa, dan berusaha. Amanat tersebut juga merupakan amanat yang positif bagi anak-anak untuk membangun karakter anak bangsa yang baik.
5. Sudut Pandang
 Sudut pandang yang digunakan di dalam cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga dengan penggunaan nama, seperti halnya Suwidak Loro, Nyai Janda, Raja, dll. Dengan adanya penggunaan sudut pandang orang ketiga yaitu dengan nama dan dengan sudut pandang yang sederhana ini, memudahkan pembaca khusunya anak-anak memahami jalannya cerita, sehingga mereka tidak akan bingung dalam memahami isi cerita.
 Jadi, apabila dilihat dari sudut pandang, cerita “Suwidak Loro” ini memiliki sudut pandang yang baik untuk pembaca, khususnya anak-anak.
6. Latar
 Penggunaaan latar di dalam cerita “Suwidak Loro” ini sangat sederhana dan tidak rumit sehingga pembaca, khusunya anak-anak mudah memahaminya secara latar cerita. Latar dapat terbagi menjadi dua, yaitu latar tempat dan waktu.
1) Latar tempat
2) Latar waktu
7. Sarana Kebahasaan
 Dari segi kebahasaan, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa asing (bahasa Inggris) karena buku tersebut adalah buku seri folklor anak bilingual. Penggunaan bahasa Indonesia ini sangat baik untuk pembaca Indonesia dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional ini sangat baik untuk pembaca internasional.
 Dari diksi yang terdapat di dalam buku yang berjudul “Suwidak Loro” ini juga menggunakan diksi yang sederhana dan universal yang dapat dipahami oleh seluruh pembaca, khususnya pembaca anak-anak.
 Apabila diteliti dari sarana kebahasaan, buku “Suwidak Loro” ini sudah sangat baik. Jadi, secara keseluruhan cerita “Suwidak Loro” ini telah memenuhi aspek karakteristik cerita yang baik, sederhana, sehingga pembaca, khususnya anak-anak mudah memahami cerita tersebut.
B. Karakteristik Sastra Anak yang Baik
 Sastra anak tentulah berbeda dengan sastra lainnya, karena objek utama dalam sastra ini juga sudah berbeda, yaitu anak-anak. Suyatno (2009), Sarumpaet (2009), dan Nurgiyantoro (2005) dalam http://m.kompasiana.com/post/read/593467/2/pengertian-dan-ciri-sastra-anak.html mengemukakan adanya karakteristik sastra anak. Berikut adalah rangkuman mengenai karakteristik sastra anak yang baik.
1) Tokoh yang terlibat dalam cerita diperkenalkan terlebih dahulu
2) Penceritaan selalu dibarengi dengan gambar
3) Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
4) Desain buku bacaan yang unik untuk menarik perhatian
5) Penceritaan cenderung terkait dengan kehidupan anak (keluarga, teman, guru, dll.)
6) Akhir cerita selalu bahagia untuk tokoh utama
7) Berkaitan dengan psikologi perkembangan anak (Operasional konkret).
C. Karakteristik Buku Anak yang Berkualitas
1) Bahan yang aman
2) Tema yang menarik
3) Pesan moral yang positif
4) Lebih banyak ilustrasi
II. SIMPULAN
 Buku yang peneliti teliti adalah buku cerita seri folklor anak bilingual dengan dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Buku tersebut berjudul “Suwidak Loro” karya pengarang cerita anak yang luar biasa yaitu Murti Bunanta.
 Di dalam penelitian ini, ada tiga karakteristik yang peneliti teliti, yaitu karakteristik cerita yang baik, karakteristik sastra anak yang baik dan karakteristik buku anak yang baik. Dari segi karakteristik cerita yang baik berupa tema, amanat, plot, tokoh dan penokohan, sudut pandang, latar dan sarana kebahasaan telah memenuhi. Dari segi karakteristik sastra anak yang baik berupa tokoh yang terlibat dalam cerita diperkenalkan terlebih dahulu, penceritaan selalu dibarengi gambar, bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, desain yang menarik, berkaitan dengan kehidupan anak, cerita yang berakhir bahagia, dan berkaitan dengan psikologi anak juga sudah memenuhi. Lalu, dari segi karakteristik buku anak berupa bbahan yang aman, tema menarik, pesan moral positif, banyak ilustrasi juga sudah memenuhi.
 Secara keseluruhan, buku anak yang berjudul “Suwidak Loro” ini sudah memenuhi segala aspek yang terdapat di ketiga karakteristik tersebut (karakteristik cerita yang baik, karakteristik sastra anak yang baik dan karakteristik buku anak yang baik) sehingga dapat disimpulkan buku ini sangat baik dari segala aspek dan sangat memberikan contoh buku anak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bunanta, Murti. 2012. Suwidak Loro. Jakarta: Grasindo
Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Irawan, Sidik. 2013. Pengertian dan Ciri Sastra Anak. [Daring]. Tersedia: http://m.kompasiana.com/post/read/593467/2/pengertian-dan-ciri-sastra-anak.html yang diunduh pada tanggal 25 Oktober 2014.
Tanpa Nama. 2013. Kriteria Buku Pendidikan Anak yang Baik. Tersedia: http://bukupaud.com/kriteria-buku-pendidikan-anak-yang-baik.html yang diunduh pada tanggal 25 Oktober 2014.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah berjudul Reduplikasi dalam Morfologi

Reduplikasi (Proses Pengulangan) dalam Morfologi d ibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Disusun oleh : ( Kelompok 3 ) Indah Mufidah                                      (12 05744) Pertiwi Febriani                                     (12 05881) Roma Kyo Kae S                                 (1206341) Tri Mustika A                              ...

Aliran Tagmemik dan Karakteristiknya

Latar belakang munculnya aliran tagmemik   1. Aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan Aristoteles 2. Awal abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure 3. Pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N. Chomsky 4. Aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme 5. Muncul aliran yang lain yakni Case Grammer 6. Aliran Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai keunggulan dalam analisis kategori-kategori gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai keunggulan dalam analisis peran dan aliran Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis hubungan antar bagian di dalam struktur. Inilah sebenarnya yang melatarbelakangi munculnya aliran Tagmemik yang elektik dan eklektik yang memilih unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi satu kesatuan di dalam model analisis Sejarah Perkembangan Aliran Tagmemik     ...