Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Kuat

 Kucoba mencari makna dan memahami kata ini Kurapalkan berulang, berharap doa terkabul Mereka tidak mendengar katanya atau kataku Mereka hanya menyibukkan menyantap menu yang mereka mau Mereka lumat dan habiskan hingga ke kerongkongan Hingga akhirnya beberapa waktu akan masuk ke lambung dan berakhir ke tempat pembuangan Bukankah itu esensi dari semuanya? Lalu, mengapa aku harus memasukkannya ke hati? Bukankah tidak ada fungsi organ hati di dalamnya? Atau alat pencernaanku tidak berfungsi maksimal? Sial, aku harus ke dokter Namun, kata dokter, memang semestinya ke tempat pembuangan Baiklah, aku akan ikuti dan percayai perlatannya Walau tetap kubaca buku ilmu lainnya

Haya 2

 Sudah kuyakini arti sebuah jarak Kata orang, hingga kapan? Mungkin terdengar aneh, sebuah jalinan yang harus dipisahkan jarak Bukankah semuanya harus bersatu? Seperti pepatah orang Jawa yang menunjukkan kebersamaan adalah pilar utama Namun, tidak semudah itu untuk menunjukkan semuanya Apakah ini sebuah keegoisan anak manusia?  Hati yang terlalu pekat dan berbau jejak masa silam Katanya, terpisah bukan berarti tidak memiliki Katanya, terpisah bukan berarti tidak menyanyangi Namun, tidak mudah untuk menjalaninya, Haya Kita pernah bersama dalam beberapa masa hidup awal Lalu, berpisah hingga kita seakan asing dan bertemu kembali Bukankah kita dewasa dan menggunakan akal? Kita seakan kuat menjalani sawah saat itu, Melihat berbagai pemandangan alam  Bahkan berusaha menghitung ikan yang entah ke mana Semuanya telah berubah katamu,  Tidak seperti dahulu, aku bukanlah aku yang dahulu atau sekarang Hanya bernapas untuk menunggu sebuah harap yang tidak diharapkan Semuanya ter...

Resah

Mencoba mencari keributan di antara keributan yang sebenarnya tenang Biarkan hujan merintik dan merintih hari ini Kita sudah berada pada titik hamparan rumput menyore Kulihat, semuanya berjalan, menyusuri jalan tangga sore itu Bersama pilihan mereka, tertawa atau bahkan menghargai hidup di selah harapan Cukup tenang, tetapi riuh Cukup nyaman, tetapi menusuk Mengapa? Sore ini, katanya, tempat ini, tempat ternyaman untuk melihat matahari pulang ke peraduannya Kududuk sendirian bersamping 2 gadis muda yang sibuk dengan pentol bakso pedasnya Kunikmati makananku pun, berbincang, sama seperti mereka Ternyata, ada yang riuh dan goyah di kepalaku Kembali ke peraduan pun, Kubuang sampah dengan luaran gerimis rintik Semuanya, menderu hingga aku bingung untuk menulis sebuah rasa yang sulit diungkapkan Musik ini, bukankah sebuah harapan? Menyibak masa lampau yang sulit dicerna Apakah aku belum berdamai dengan masa lalu? Mengapa begitu riuh? atau aku hanya rindu? Rupanya, ada yang belum selesai dar...