Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Contoh Kritik Sastra

Berikut ini adalah salah satu contoh kritik sastra: Konser Musikalisasi Puisi Ari Kpin 2014 “Percakapan di Beranda Angin” EKSISTENSI DI TENGAH “SELEKSI ALAM” oleh Roma Kyo Kae Saniro di manakah wajah-wajah itu? yang tersungging, yang menangis, yang berebut menyiangi rumpun bunga di dadaku :” Wajah itu telah tertutupi dedaunan yang berguguran ”, ungkapmu (Ari Kpin, “Percakapan di Beranda Angin”)             Kutipan puisi tersebut adalah kutipan puisi Ari Kpin yang berjudul “Percakapan di Beranda Angin”, 2010. Judul puisi tersebut juga digunakan dalam penamaan judul buku antologi puisi Ari Kpin yang berjudul Percakapan di Beranda Angin .   Selain itu, kesaktian puisi ini juga tidak sampai di situ, puisi ini juga dijadikan garis besar dalam konser musikalisasi puisi Ari Kpin 2014 “Percakapan di Beranda Angin” pada hari Senin, 1 Desember 2014 di gedung JICA, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI...

Beluk

Berasal dan akar kata ba dan aluk . Ba (besar) dan aluk (gorowok) atau dengan kata lain aluk (merupakan pemberitahuan pada tetangga sekampung (Atik, 1996 : 31 ). Beluk merupakan sajian sekar berirama bebas atau sekar irama merdeka yang menggunakan dinamika dengan ornarñenornamen dalam surupan tinggi, sehingga berliku- liku atau meluk. Oleh karena itu, kesenian Beluk merupakan seni tradisional yang erat hubungannya dengan kesusastraan wawacan yang menggunakan aturan pupuh.   Pupuh yang biasa dipergunakan dalam kesenian Beluk diantaranya Kinanti, Asmarandana, Dangdanggula, Sinom, Pangkur, Davina, Lambung, Ludrang. Magatru, Maskurnambang, Gambuh, Gurisa, dll.             Ciri khusus kesenian beluk adalah aluknya (suara petit atau jeritan yang tinggi) dengan terikat pada aturan yang ketat dan tata cara baku yang turun- temurun.             Fungsi Seni Beluk   ...

Contoh puisi Akrostik, puisi Cinquain dan puisi Haiku

Puisi Akrostik Pergi P: Petang yang menguning bergegas ke singgasana E: Enyah bersama pekikan burung senja R: Radak yang kauberi, remai terasa G: Gabak suatu pertanda I: Ilam-ilam yang kurasa Sajalah S: Saadah yang kau beri hanya fatamorgana semata A: Atau cecap manis sementara J: Jauh terbang tertiup angin senja A: Asa penuh dusta L: Loakkan saja! biar kumudah melupa A: Apatah bakar! dengan api membara H: Hangus tiada sisa! Kasih K: Kasih, maklumat yang kau beri sungguh menyayat hati A: Akhir sudah kisah ini, tegasmu berkali S: Sorang jelita hitam t’lah hadir bukan mimpi I: Ingin kumenangisi segala obituari janji H: Haruskah aku ikhlas berseluk perih? Puisi Cinquain 1) Duri Tajam menancap Kucoba untuk mencabut Sungguh, sangat perih menyayat Semat 2) Kenangan Tak telupakan Bergerak mengikut zaman Mencampur aduk segala perasaan Ingatan 3) Pendusta Malu terpelihara Berucap dengan bisa Membuat geram tiada tara Pemb...