Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Rok

S etiap pagi, membuatku muak  untuk memilih baju atau rok atau gamis apa yang akan kugunakan. Entahlah, kenyamanan memang nomor satu, tetapi kepantasan dan sedap dipandang oleh pasang mata adalah hal yang paling utama. Manusiawi, bukan? Setiap pagi, aku harus berkutat untuk mencocokkan segala yang bukan pasangan untuk terlihat sedap oleh berbagai pasang mata. Namanya juga cibiran. Nanti kau akan peroleh saat kau telah berhasil mencocokkannya. Entahlah. Lelah tubuh ini karena mungkin minggu ini adalah minggu yang membutuhkan perhatian ektra. Aku menyukainya, lebih menyukai ketimbang aku tidur di pagi hari dengan berbagai mimpi yang sedap. Memang, musim hujan lebih menggiurkan untuk tertidur pulas di pagi hari. Entah karena matahari yang senang bersembunyi atau udara dingin yang begitu nikmat masuk ke pori-pori kulit. Semua kusuka. Bangun pagi sangat pagi dengan kegiatan yang dimulai pagi juga membuatku agak malas untuk bangun. Ditambah lagi mata kiriku yang tetiba sakit. Bukan di ...

Adu...

Lelaki , aku suka memanggilmu itu Lelaki yang dapat kusentuh dari luar Namun, sedikit pun tak dapat kusentuh hatimu terdalam Tali merah jambu apa yang kita buat Betapa jauh kau mengulur dan aku sibuk menarik Kau takkan pernah tahu berapa lama aku untuk berjuang Kurajut menjadi sebuah kisah merah jambu yang bernoda hitam Katamu, aku tidak suka Adu... Memang membuat adu... Cinta bodoh! Menuruti tanpa diminta Kau sibuk menulis berbagai kisah Ia hanya sibuk tertidur dengan orokan yang keras Dia takkan pernah paham luka yang membekas mengarat dan sebentar lagi akan retak Kau harus berubah bahkan seperti power ranger Bukankah ketika kau berubah dan kembali ke jiwa dan ragamu dulu Kau lebih bahagia? Merah jambu akan datang sesuai waktu Tugasmu hanya terus menelan kekalahan dan mencicipi apa yang kau inginkan Lalu, bagaiman harap merah jambumu? Merah jambu bisa kau rajut dengan lelaki mana pun sesuai takdirmu Malam ini terasa sangat dingin dan kusumpal telingaku u...

Burung

Seekor burung kecil yang kini mungkin telah tumbuh menjadi makhluk yang bingung. Mungkin, semuanya terasa hambar dan dingin. Ia kira semuanya akan baik-baik saja, tetapi kenyataannya tidak. Apakah hidup terasa hambar ataukah dirinya yang hanya selalu diam di sarang yang bukan menjadi tempat peristirahatan terakhir? Burung kecil selalu bermimpi untuk terbang jauh, jauh bermili-mili atau berkilo-kilo meter untuk membuka semua matanya akan rahasia semesta. Namun, bukankah hidup tak adil bagi burung kecil yang tak memiliki perhatian dari kelompok burung lainnya? Burung kecil belajar terbang, tetapi ia ingin berenang seperti ikan. Kata orang lain, itu hanya mimpi di siang bolong. Namun, burung kecil melakukannya ketika ia memiliki waktu dan ruang. Kini, burung kecil kehilangan waktu dan ruang. Tanpa harus ia minta, mereka pergi.  Egoiskah jika burung kecil selalu meminta untuk hidupnya seperti burung lainnya? merajut mimpi yang katanya seperti mimpi di siang bolong? Namun, ...