Setiap pagi, membuatku muak untuk memilih baju atau rok atau gamis apa yang akan kugunakan. Entahlah, kenyamanan memang nomor satu, tetapi kepantasan dan sedap dipandang oleh pasang mata adalah hal yang paling utama. Manusiawi, bukan?
Setiap pagi, aku harus berkutat untuk mencocokkan segala yang bukan pasangan untuk terlihat sedap oleh berbagai pasang mata. Namanya juga cibiran. Nanti kau akan peroleh saat kau telah berhasil mencocokkannya. Entahlah.
Lelah tubuh ini karena mungkin minggu ini adalah minggu yang membutuhkan perhatian ektra. Aku menyukainya, lebih menyukai ketimbang aku tidur di pagi hari dengan berbagai mimpi yang sedap. Memang, musim hujan lebih menggiurkan untuk tertidur pulas di pagi hari. Entah karena matahari yang senang bersembunyi atau udara dingin yang begitu nikmat masuk ke pori-pori kulit. Semua kusuka. Bangun pagi sangat pagi dengan kegiatan yang dimulai pagi juga membuatku agak malas untuk bangun. Ditambah lagi mata kiriku yang tetiba sakit. Bukan di bola mata, tetapi area sekitar mata. Entah debu yang ingin berlindung di balik kelopakku atau sebenarnya serangga yang berusaha menyengat daerah mataku. Mungkin rasanya sedap. Entahlah. Intinya, alasan sepele ini membuatku memutuskan untuk tidur kembali pukul 05. 30. Kupasang alarm pukul 06.00 dan 06.30. Namun, memang benar, setan lebih senang membujuk diriku untuk tertidur lebih nyaman dan alhasil kubangun pukul 06.45. SIAL.
Segera kucuci wajah dan bagian tubuh yang penting saja karena semalamnya aku sudah mandi. Memang sengaja, bukan untuk dibilang sok bersih, tetapi meminimalisassi waktu mandi pagiku. Kutahu bahwa jika pagi hari, ritus mandi tak begitu menggiurkan. Oh ya, serta gosiok gigi. Tak memungkinkan bakteri mulut ini akan menjadi musuh bagiku dan orang lain.
"Ma, mana rokku? (sambil mencari-cari di tempat gantungan pakaian yang telah digunakan) Emosiku akan tidak stabil jika segala sesuatu yang kususun telah diubah sedemikian cepatnya. Semalan, seperti biasa, aku melakukan ritus mencocokkan pakaian yang akan kugunakan hari ini karena hari ini aku harus pergi ke tempat yang berbeda untuk mendapatkan kesan pertama yang baik, penampilan pun harus seperti itu. Menurutku.
Kucari dan kucari, tidak ada. Emosiku kian memuncak. Akhirnya, kupilih untuk melihat di jemuran dan alhasil kulihat rok yang ingin kugunakan sekarang telah menggantung basah di sana. Pasti ini adalah ulah mamaku yang sangat pembersih atau memang tak ada kerjaan hahaha. Ingin marah, takut kualat, tak marah emosi tertumpuk. Kuputuska marah.
Untungnyalah, aku tak telat. Namun, penampilanku sungguh tak nyaman dan mungkin kurang sedap di pandang mata lainnya. Ritus menyebalkan. Aku benci. Namun, pasang mata takkan membiarkan kulepas begitu saja. Biarkan sajalah.
Aku akan lanjutkan kembali saat perasaan ini lebih baik...
Setiap pagi, aku harus berkutat untuk mencocokkan segala yang bukan pasangan untuk terlihat sedap oleh berbagai pasang mata. Namanya juga cibiran. Nanti kau akan peroleh saat kau telah berhasil mencocokkannya. Entahlah.
Lelah tubuh ini karena mungkin minggu ini adalah minggu yang membutuhkan perhatian ektra. Aku menyukainya, lebih menyukai ketimbang aku tidur di pagi hari dengan berbagai mimpi yang sedap. Memang, musim hujan lebih menggiurkan untuk tertidur pulas di pagi hari. Entah karena matahari yang senang bersembunyi atau udara dingin yang begitu nikmat masuk ke pori-pori kulit. Semua kusuka. Bangun pagi sangat pagi dengan kegiatan yang dimulai pagi juga membuatku agak malas untuk bangun. Ditambah lagi mata kiriku yang tetiba sakit. Bukan di bola mata, tetapi area sekitar mata. Entah debu yang ingin berlindung di balik kelopakku atau sebenarnya serangga yang berusaha menyengat daerah mataku. Mungkin rasanya sedap. Entahlah. Intinya, alasan sepele ini membuatku memutuskan untuk tidur kembali pukul 05. 30. Kupasang alarm pukul 06.00 dan 06.30. Namun, memang benar, setan lebih senang membujuk diriku untuk tertidur lebih nyaman dan alhasil kubangun pukul 06.45. SIAL.
Segera kucuci wajah dan bagian tubuh yang penting saja karena semalamnya aku sudah mandi. Memang sengaja, bukan untuk dibilang sok bersih, tetapi meminimalisassi waktu mandi pagiku. Kutahu bahwa jika pagi hari, ritus mandi tak begitu menggiurkan. Oh ya, serta gosiok gigi. Tak memungkinkan bakteri mulut ini akan menjadi musuh bagiku dan orang lain.
"Ma, mana rokku? (sambil mencari-cari di tempat gantungan pakaian yang telah digunakan) Emosiku akan tidak stabil jika segala sesuatu yang kususun telah diubah sedemikian cepatnya. Semalan, seperti biasa, aku melakukan ritus mencocokkan pakaian yang akan kugunakan hari ini karena hari ini aku harus pergi ke tempat yang berbeda untuk mendapatkan kesan pertama yang baik, penampilan pun harus seperti itu. Menurutku.
Kucari dan kucari, tidak ada. Emosiku kian memuncak. Akhirnya, kupilih untuk melihat di jemuran dan alhasil kulihat rok yang ingin kugunakan sekarang telah menggantung basah di sana. Pasti ini adalah ulah mamaku yang sangat pembersih atau memang tak ada kerjaan hahaha. Ingin marah, takut kualat, tak marah emosi tertumpuk. Kuputuska marah.
Untungnyalah, aku tak telat. Namun, penampilanku sungguh tak nyaman dan mungkin kurang sedap di pandang mata lainnya. Ritus menyebalkan. Aku benci. Namun, pasang mata takkan membiarkan kulepas begitu saja. Biarkan sajalah.
Aku akan lanjutkan kembali saat perasaan ini lebih baik...
Komentar
Posting Komentar