Langsung ke konten utama

FEATURE( penjelasan dan contoh)


a.      Pengertian
Seperti yang telah saya jelaskan pada tulisan saya sebelumnya,  feature dalam dunia jurnalistik dikenal juga dengan karangan khas. Khas karena di dalam feature selalu ada cerita yang menggugah rasa kemanusiaan (human interest).

b.       Perbedaan antara feature dengan berita
Berbeda dengan berita yang ditulis secara telanjang, feature ditulis dengan gaya yang “enak dibaca” dan menghibur agar para pembaca tertarik terus mengikuti uraian atau penjelasan mengenai suatu peristiwa.
Nilai sebuah feature, sebagaimana halnya produk informasi, sebenarnya tetap ditentukan oleh keaktualannya. Hanya dalam feature kadang-kadang keaktualan tidak ditentukan oleh rentang waktu penyiaran dengan peristiwa, tetapi lebih pada kebaruan dalam sudut pandang (point of view) atau belum atau sudah adanya media lain yang menyiarkan.
c.       Apa yang bisa dijadikan bahan penulisan feature?
  Hampir semua aspek kehidupan bisa dieksplorasi sebagai bahan penulisan feature.
         (Kantor berita Reuters mempunyai rubrik semacam news feature, general feature, political feature).
         Jenis tulisan yang ada di majalah-majalah wanita seperti tulisan di rubrik mode, sosok, profil, dan pariwisata juga termasuk jenis tulisan feature.
         Yang harus diingat: feature bukan fiksi, karena dia adalah juga produk jurnalistik yang harus berdasarkan fakta, walaupun dalam penggarapannya feature itu mesti disajikan layaknya sebuah cerita pendek.
         Secara umum, bentuk karangan khas dikatagorikan menjadi dua, yakni feature yang bersifat explanation atau penjabaran dan feature atau karkhas yang bersifat persuasive atau sering juga disebut argumentative feature.

d.      Bagian-bagian Feature :
Judul
Lead atau Teras
Ending

e.       Contoh feature
Diatas telah dijelaskan mengenai penjelasan feature, perbedaan antara feature dan berita, apa yang bisa dijadikan feature dan bagian-bagian feature lalu dibawah ini merupakan salah satu contoh feature.
Alasan Seorang Mawar Tapi Bukan Mawar
Oleh : Roma Kyo Kae Saniro
Dinginnya semilir angin malam merasuk hingga lapisan kulit terbawah. Diiringi oleh cahaya bulan dan bintang yang menjadikan malam itu sangat indah. Hari itu adalah hari Sabtu yang sangat ramai. Malam itu adalah malam Minggu. Jam menunjukkan sekitar pukul 21.30. Tepatnya di Gelanggang Olahraga kota Bekasi. Langkah awal ketika memasuki pintu gerbang utama gelanggang tersebut sudah terdapat banyak mawar yang berkeliaran, diantara mereka ada yang mengamen, menawarkan diri dengan berbagai pose. Mawar yang berkeliaran itu bukanlah mawar yang sesungguhnya, mereka adalah mawar yang bukan mawar alias mawar palsu. Mereka bukanlah seorang wanita sesungguhnya, mereka adalah waria (wanita pria). Mereka menggunakan kosmetik, pakaian, dan hiasan lainnya. Hal tersebut menjadikan mereka terlihat cantik, bahkan diantara mereka tampak sangat cantik seperti wanita asli.
Di sebuah tempat makan Gelanggang tersebut, datanglah seorang waria berkulit sawo matang dengan pakaian wanita yang tidak menutupi aurat, wig lurus sebahu berwarna hitam, sepatu dengan hak yang agak tinggi, dan wajah yang dihiasi oleh kosmetik. Waria yang bisa dikatakan dengan tinggi sekitar 170 cm tersebut membawa alat mengamen yang terdapat penggeras suara yang digunakan sebagai mengamen. Ia pun menyanyikan lagu-lagu cinta tempo dulu hingga zaman sekarang. Dengan suaranya yang serak-serak basah, menjadikan lagu-lagu yang dinyanyikan terasa enak didengar oleh telinga.
Waria tersebut bernama Mawar (bukan nama sebenarnya). Waria tersebut berusia kira-kira 40 tahun. Mengamen dengan menjadi seorang waria adalah pekerjaannya. Mawar sebenarnya adalah lelaki tulen yang telah mempunyai 4 orang anak dan tentunya seorang istri.
Kisah Mawar berawal ketika ia dan istrinya di kampung tidak mempunyai pekerjaan tetap. Awalnya mereka mempunyai sebuah usaha warung kecil-kecilan dirumah mereka dan Mawar bekerja sebagai buruh tani di sawah orang lain. Namun, sayang sekali bencana datang kepada keluarganya. Rumah dan warung yang dijadikan tumpuan kehidupan mereka terbakar. Hal itu terjadi ketika anak sulung mereka, Sari (nama disamarkan) 14 tahun tidak sengaja menjatuhkan lampu minyak ketika malam hari. Hal tersebut menjadikan semuanya hanggus terbakar oleh si jago merah, bahkan yang tersisa hanyalah pakaian yang melekat. Maklumlah, rumah Mawar adalah rumah geribik yang mudah terbakar. Hal tersebut sangat menyayat hati Mawar beserta keluarganya. Namun, keberuntungan masih berpihak kepada Mawar, Mawar beserta keluarganya selamat. Dengan adanya bencana tersebut, Mawar harus menumpang tempat tinggal dan kehidupan di mertuanya. Tidak adanya pekerjaan dan sudah menumpang hidup kepada mertua membuat Mawar malu dan akhirnya memutuskan mencari pekerjaan ke kota. Namun, Mawar tidak memahami bahwa dunia kota lebih kejam dibandingkan dengan dunia perkampungan. Dulu Mawar pernah bekerja sebagai kuli panggul di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Namun, perkerjaan itu tidak berlangsung lama, karena hasil yang didapatkan hanya berkisar 10 ribu hingga 50 ribu perhari. Tidak setiap hari Mawar menguli, sehingga uang yang didapatkan hanya sedikit.  Apabila menguli pun, upah yang didapatkan tidak sebanding dengan badannya yang sakit dan remuk karena memanggul barang-barang yang memang sangat berat.
Mawar pun bingung mencari pekerjaan apa. Ilmu dan pengalaman yang ia punya sangat minim. SD pun ia tidak lulus, untung saja Mawar bisa baca tulis. Akhirnya, dengan ajakan dari salah seorang temannya yang merupakan seorang waria juga, Mawar menjadi seorang Waria. Mawar bukanlah seperti waria lainnya yang menawarkan dirinya kepada orang-orang. Mawar adalah seorang waria yang hanya mengamen karena mengamen dengan menjadi waria akan mendapatkan uang yang lebih dibandingkan dengan menjadi seorang lelaki.
Pada siang hari, Mawar berubah seperti lelaki asli pada umumnya. Hanya untuk malam hari saja, Mawar menjadi seorang waria. Setelah menceritakan kisahnya, Mawar pun mengeluarkan kantong plastik bekas kantong kopiko dan mengarahkannya kepada orang-orang yang ada di tempat makan tersebut. Setelah itu, Mawar pamit pergi dan mengamen lagi di tempat lain demi istri dan anak-anaknya di kampung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah berjudul Reduplikasi dalam Morfologi

Reduplikasi (Proses Pengulangan) dalam Morfologi d ibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Disusun oleh : ( Kelompok 3 ) Indah Mufidah                                      (12 05744) Pertiwi Febriani                                     (12 05881) Roma Kyo Kae S                                 (1206341) Tri Mustika A                              ...

Aliran Tagmemik dan Karakteristiknya

Latar belakang munculnya aliran tagmemik   1. Aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan Aristoteles 2. Awal abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure 3. Pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N. Chomsky 4. Aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme 5. Muncul aliran yang lain yakni Case Grammer 6. Aliran Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai keunggulan dalam analisis kategori-kategori gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai keunggulan dalam analisis peran dan aliran Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis hubungan antar bagian di dalam struktur. Inilah sebenarnya yang melatarbelakangi munculnya aliran Tagmemik yang elektik dan eklektik yang memilih unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi satu kesatuan di dalam model analisis Sejarah Perkembangan Aliran Tagmemik     ...

Contoh puisi Akrostik, puisi Cinquain dan puisi Haiku

Puisi Akrostik Pergi P: Petang yang menguning bergegas ke singgasana E: Enyah bersama pekikan burung senja R: Radak yang kauberi, remai terasa G: Gabak suatu pertanda I: Ilam-ilam yang kurasa Sajalah S: Saadah yang kau beri hanya fatamorgana semata A: Atau cecap manis sementara J: Jauh terbang tertiup angin senja A: Asa penuh dusta L: Loakkan saja! biar kumudah melupa A: Apatah bakar! dengan api membara H: Hangus tiada sisa! Kasih K: Kasih, maklumat yang kau beri sungguh menyayat hati A: Akhir sudah kisah ini, tegasmu berkali S: Sorang jelita hitam t’lah hadir bukan mimpi I: Ingin kumenangisi segala obituari janji H: Haruskah aku ikhlas berseluk perih? Puisi Cinquain 1) Duri Tajam menancap Kucoba untuk mencabut Sungguh, sangat perih menyayat Semat 2) Kenangan Tak telupakan Bergerak mengikut zaman Mencampur aduk segala perasaan Ingatan 3) Pendusta Malu terpelihara Berucap dengan bisa Membuat geram tiada tara Pemb...