Terasa tidak adil saat mengetahui bahwa apa yang dirasakan pada masa lampau masih membekas ketika sebuah temu muncul dałam waktu yang terduga. Bukankah kita sudah menjalani hidup masing-masing? Namun, mengapa kisah dulu masih membekas nyata dan sulit untuk dilupakan?
Ini mimpiku berbelas tahun. Memendam dan menuju puncak hingga kutahu ini dan itu. Apakah aku hanya bersifat emosional? Terlalu membingungkan. Namun, mengapa berbelas tahun tetap membekas?
Memang benar, 3 hati, 2 dunia, 1 hati yang sulit diubah. Apakah ada dunia yang mampu untuk mengubah itu? Semakin dewasa, kita sadar bahwa hal tersebut tidaklah mungkin.
Kamu tahu apa arti pertama? walau kau bukan menägganggapku yang pertama. Namun, kuyakinkan bahwa pertama bagiku sulit untuk terlupa hingga kini. Memendam rasa bertahun yang memuncak. Kuyakinkan bahwa aku tidak bermimpi.
Kutitipkan dan kukumpulkan bungkus teh celup untuk dapat bertemu. Penuh hangat dan ternyata tidak adill jika kita terpisah oleh sesuatu yang bukan kita ciptakan sejak lahir. Ternyata, kesenangan tidak diciptakan untuk kita. Ia hanya hadir sementara dan kita harus belajar untuk mengikhlaskan.
Kukira rasanya akan berbeda jika diterima di keluarga yang penuh dengan kehangatan dan tanpa sekat, nyatanya itu bukan di dia. Nyatanya, kukira akan mudah mendapatkan bumi yang penuh dengan perhatian, nyatanya tidak. Terlalu egokah jika kumemohon untuk takdir agar diubah?
Atau aku terlalu keras untuk prinsip yang semestinya tidak dapat diubah dengan cepat dan lekas atau takkan bisa hingga kandas?
Coba saja, akukan lebih memilih bebas untuk menjadi apa yang kuinginkan, bukan dalam suatu pilihan yang kukira begini saja tanpa adanya kejelasan dan menundur waktu yang terus kita ciptakan. Aku sudah memohon berkali untuk segera menuju garis yang disepakati, tetapi nyatanya hanya mengundur saja. Lalu, mengapa kita harus terus berdebat untuk hubungan yang tidak dari hati?
Apakah hatiku sudah terbuka untuk menyelesaikan yang semestinya harus diselesaikan? Katamu, kita bumi dan bulan. Tentunya, kita harus tetap merasa bahagia dengan jarak yang takkan bisa kita ubah. Lantas mengapa ini tidak adil bagiku? Lelaki yang penuh dengan kehangatan yang kumerasa seperti rumah untuk menikmati arti kebersamaan.
Kutersadar bahwa sampai malam pun aku mengucurkan air mata, kutakkan bisa mengubah apapun yang terjadi. Namun, kuberharap, kita tetap menjaga benang ini.
Komentar
Posting Komentar