Langsung ke konten utama

Aku Mencintaimu (Kembali)

 Malam ini, kulihat ribuan lampu berkedip dari lantai 35 di Kota Jakarta

Langitnya yang hanya menyisakan satu bintang dan segumpalan awan hitam pekat

Malam ini, agak dingin dari biasanya

Aku tak tahu sedang apa kau di seberang pulau, apakah kau baik-baik saja atau terluka akibat rasa kekesalan dariku?

Anginnya semilir ini meniupkan bahwa aku butuh kamu


Butuh waktu lama semenjak kau pergi dari pulau ini

Dengan lagu Lonely dari Garry yang membuat kita pura-pura berdendang akan sebuah perpisahan

Aku sebenarnya begitu menyesali keputusan kau tuk pergi dari pulau ini

Bukankah jarak akan membunuh kita?


Apalagi malam ini, aku biasanya mengobrol dan kau menemaniku hingga terlelap

Namun, ternyata hati ini terlalu emosional sehingga meneteskan air mata perlahan

Aku bahkan berani untuk mengarungi pulau ini tuk menemuimu

Mungkin niatku hanya bermain semata, namun aku menemukan perasaan yang mungkin sudah terlupa 

Perasaan sedih akan kehilangan kamu, aku merasakan sendiri di balkon ini


Aku belajar kembali tuk mencintaimu seperti tahun lalu

Belajar dengan berbagai rumus yang seharusnya aku racik dan hafal di luar kepala

Aku menemukan bagian lubang hatiku yang bolong sedikit, tetapi sangat banyak

Aku menemukan bau tubuhmu yang meyakiniku bahwa kau ada

Atau setidaknya dengan hangat dan detak jantungmu yang bisa kudengar sedikit demi sedikit

Ternyata aku mencintamu (kembali) seusai hatiku hanya berdaun lebat tanpa memahami aku mungkin akan kehilanganmu

Aku mecintaimu (kembali) seusai pertengkaran yang tak pernah henti memerangi diri dan hati kita

Bukankah aku mencintamu lebih dan lebih lagi?

Bisakah kau tetap bersamaku? menaiki motor yang akan kau ganti dengan mobil Tata yang kita impikan?

Merajut berbagai masa depan dan impian konyol yang menggelikan sepanjang jalan panjang

Atau berkisah hal tak masuk akal yang terus kuceritakan tanpa faedah?

Terlalu menyakitkan melihat centang satu di media ini

Ke manakah dirimu? Ataukah kamu berubah lalu pergi?



Aku mencintamu (kembali) seperti garis permulaan dengan berjuta tetes air mata yang kurelakan mengalir merindu

Menyimpan segala harap yang harus dibalas

Aku mencintamu (kembali) semesta pun tahu

Biarkan akhir tahun ini menjawab semuanya


Aku mencintamu (kembali)

Silakan kau tempelkan telingamu pada dadaku hingga kau memahami sepenuhnya 

------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah berjudul Reduplikasi dalam Morfologi

Reduplikasi (Proses Pengulangan) dalam Morfologi d ibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Disusun oleh : ( Kelompok 3 ) Indah Mufidah                                      (12 05744) Pertiwi Febriani                                     (12 05881) Roma Kyo Kae S                                 (1206341) Tri Mustika A                              ...

Aliran Tagmemik dan Karakteristiknya

Latar belakang munculnya aliran tagmemik   1. Aliran Tradisional (abad IV) dipelopori oleh Plato dan Aristoteles 2. Awal abad XX lahir aliran Struktural yang dipelopori oleh Ferdinan de Saussure 3. Pada tahun 1967 muncul aliran Transformasi yang dipelopori oleh N. Chomsky 4. Aliran Strukturalisme muncul aliran Relasionalisme 5. Muncul aliran yang lain yakni Case Grammer 6. Aliran Tradisional mempunyai keunggulan dalam analisis fungsi-fungsi kalimat, aliran Struktural mempunyai keunggulan dalam analisis kategori-kategori gramatikal, aliran Case Gramar mempunyai keunggulan dalam analisis peran dan aliran Relasionalis mempunyai keunggulan dalam analisis hubungan antar bagian di dalam struktur. Inilah sebenarnya yang melatarbelakangi munculnya aliran Tagmemik yang elektik dan eklektik yang memilih unsur-unsur tertentu yang cocok untuk dipadukan menjadi satu kesatuan di dalam model analisis Sejarah Perkembangan Aliran Tagmemik     ...

Contoh puisi Akrostik, puisi Cinquain dan puisi Haiku

Puisi Akrostik Pergi P: Petang yang menguning bergegas ke singgasana E: Enyah bersama pekikan burung senja R: Radak yang kauberi, remai terasa G: Gabak suatu pertanda I: Ilam-ilam yang kurasa Sajalah S: Saadah yang kau beri hanya fatamorgana semata A: Atau cecap manis sementara J: Jauh terbang tertiup angin senja A: Asa penuh dusta L: Loakkan saja! biar kumudah melupa A: Apatah bakar! dengan api membara H: Hangus tiada sisa! Kasih K: Kasih, maklumat yang kau beri sungguh menyayat hati A: Akhir sudah kisah ini, tegasmu berkali S: Sorang jelita hitam t’lah hadir bukan mimpi I: Ingin kumenangisi segala obituari janji H: Haruskah aku ikhlas berseluk perih? Puisi Cinquain 1) Duri Tajam menancap Kucoba untuk mencabut Sungguh, sangat perih menyayat Semat 2) Kenangan Tak telupakan Bergerak mengikut zaman Mencampur aduk segala perasaan Ingatan 3) Pendusta Malu terpelihara Berucap dengan bisa Membuat geram tiada tara Pemb...