Penelitian Mengenai Realisasi Bunyi Kepada Siswa
Berkebutuhan Khusus SLB Negeri Cicendo Bandung
Makalah Hasil Laporan Penelitian
Dibuat untuk memenuhi tugas penelitian mata kuliah
Fonologi
Disusun
oleh :
(
Kelompok 1 )
Desi
Sri Cahyani ( 1203068)
Ismatuzzahra ( 1200771)
Pertiwi
Rahmawati ( 1201890)
Rahmawati ( 1205403)
Roma
Kyo Kae S ( 1206341)
PROGRAM
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FALKUTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Bandung, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
1 Latar Belakang
Bunyi
bahasa merupakan unsur bahasa yang paling kecil. Istilah bunyi bahasa atau fon merupakan terjemahan dari bahasa inggris
phone ‘bunyi’. Bunyi bahasa menyangkut getaran udara.Bunyi itu terjadi karena
dua benda atau lebih bergeseran atau berbenturan.Sebagai getaran udara, bunyi
bahasa merupakan suara yang dikeluarkan oleh mulut, kemudian
gelombang-gelombang bunyi sehingga dapat diterima oleh telinga.
Bunyi
bahasa atau bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap manusia seperti pita suara,
lidah, dan bibir.Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian membentuk gelombang
bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.
Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah
kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang
membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan
fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan beberapa sistem dan
fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur bicara di
otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur
artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.
Dalam
kenyataannya, terdapat pelbagai gangguan bicara seperti cadel, gagap, tuna
rungu, dll. Gangguan bicara yang paling berat adalah tuna rungu. Tuna rungu
adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran
atau telinga seorang anak. Kondisi ini menyebabkan mereka mengalami hambatan
atau keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya. Tunarungu
terdiri atas beberapa tingkatan kemampuan mendengar, yaitu ada yang khusus dan
umum.
Pada anak
yang menderita tunarungu dimana menunjukkan suatu kondisi ketidakfungsian organ
pendengaran atau telinga seorang anak. Kondisi ini menyebabkan mereka memiliki
karakteristik yang khas, berbeda dengan anak normal pada umumnya.
Bagi anak tunarungu, kita bisa
memberikan suatu Layanan pendidikan yang spesifik yaitu terletak pada
pengembangan persepsi bunyi dan komunikasi. Hallahan dan Kaufman, (1988)
menyatakan bahwa ada tiga pendekatan umum dalam mengajarkan komunikasi anak
tunarungu, yaitu :
1. Auditory training
2. Speechreading
3. Sing language and finggerspelling
Selain
layanan pendidikan bagi anak tunarungu seperti yang telah dijelaskan diatas,
kita pun mampu memberikan fasilitas anak tunarungu dalam pendidikan secara
umum, dimana hal ini relatif sama dengan anak normal, seperti papan tulis,
buku, buku pelajaran,alat tulis, sarana bermain dan olahraga. Oleh karena anak
tunarungu mempunyai hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka mereka
memerlukan alat bantu khusus.
Oleh
karena itu kami sebagai penyusun memilih seorang penderita kebutuhan khusus
yaitu tuna rungu untuk penelitian ini. Hal ini dikarenakan penderita
berkebutuhan khusus yaitu tuna runggu mempunyai realisasi fonem yang berbeda
dengan realisasi fonem yang dilafalkan manusia pada umumnya.
1.
2 Rumusan dan Batasan Masalah
1. 2. 1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana realisasi fonem yang dilafalkan
oleh Wisnu seorang siswa turnarungu ?
2. Bagaimana
perubahan bunyi fonem vokal dan fonem konsonan yang dilafalkan oleh Wisnu ?
3. Selain bunyi
utama dilafalkan, apakah ada bunyi pengiring yang dihasilkan ?
1. 2. 2 Batasan Masalah
Pada penelitian ini untuk menghindari
kesalahan pada penafsiran dalam memahami isi, kami memberikan batasan.
Batasannya adalah apakah adanya hambatan realisasi fonem yang dilafalkan oleh
Wisnu, salah seorang siswa berkebutuhan khusus pada SLB Negeri Cicendo Bandung.
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk
mengetahui realisasi fonem yang dilafalkan oleh Wisnu.
2. Untuk
mengetahui perubahan bunyi fonem vokal dan fonem konsonan yang dilafalkan oleh
Wisnu.
3. Untuk mengetahui
apakah adanya bunyi pengiring yang dihasilkan saat bunyi utama dilafalkan.
1.4 Sumber Data
Dalam
penelitian ini, kami mempunyai dua tahapan yaitu tahap pertama ( metode
pendekatan dengan perekaman pelafalan bunyi atas teks yang dibacakan) yang
memerlukan seorang sebagai sumber dan tahap kedua ( pengumpulan sumber data dan
teori yang memperkuat analisis kami).
Pada
tahap pertama, objek sumber kami adalah seseorang siswa berkebutuhan khusus (
tuna runggu ) yang bersekolah di SLB Negeri Cicendo Bandung, yaitu :
Nama
: Wisnu
Kelas : VII ( dua
SMP)
Usia : 14 tahun
Alamat
: Lembang
Dan
pada tahap kedua yaitu pengumpulan sumber data dan teori yang memperkuat
analisis kami, sumber yang kami gunakan adalah buku dan sumber data dari media
internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.
1 Realisasi Fonem
Berikut ini adalah teks yang dilafalkan
oleh Wisnu(salah seorang penderita tuna rungu) :
Nama Saya Rudi
Hobi Saya Berenang
Makanan Kesukaan saya Nasi Goreng
Minuman Kesukaan Saya Susu Coklat
Cita-cita Saya Ingin Menjadi Dokter
Agar Bisa Punya Mobil dan Rumah Bagus
Setelah adanya perekaman dan analisis
terhadap realisasi fonem- fonemnya, kami mendapatkan data realisasi fonem vokal
dan realisasi fonem konsonan sebagai berikut :
Data
menurut realisasi fonem vokal
No.
|
Fonem
|
Kata
|
Fonetis
|
Fonemis
|
Ortografis
|
1.
|
/a/
|
<agar>
|
[a?gah]
|
/agar/
|
agar
|
2.
|
/i/
|
<ingin >
|
[il?yIn]
|
/I ŋgin/
|
ingin
|
3.
|
/u/
|
<rudi>
|
[lU?li]
|
/rUdi/
|
rudi
|
4.
|
/e/
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
/∂/
|
<kesukaan>
|
[k∂?uaan]
|
/k∂sUkaan/
|
kesukaan
|
6.
|
/o/
|
<hobi>
|
[ho?bi]
|
/hObi/
|
Hobi
|
Ket :
‘-
‘ = tidak adanya fonem yang terdapat pada teks yang dilafalkan oleh Wisnu
Data
menurut realisasi fonem konsonan
No.
|
Fonem
|
Kata
|
Fonetis
|
Fonemis
|
Ortografis
|
1.
|
/b/
|
<berenang>
<bisa>
<hobi>
|
[b∂?lI?li]
[bi?ya]
[o?pi]
|
/b∂?r∂
Å‹ /
/bIsa/
/hobi/
|
berenang
bisa
hobi
|
2.
|
/p/
|
<punya>
|
[pu?ña]
|
/puña/
|
punya
|
3.
|
/n/
|
<nama>
<nasi>
|
[na?ma]
[na?si]
|
/nama/
/nasi/
|
nama
nasi
|
4.
|
/d/
|
<rudi>
|
[lU?li]
|
/rUdi/
|
rudi
|
5.
|
/t/
|
<cokelat>
|
[co?co?lat]
|
/cOk∂lat/
|
cokelat
|
6.
|
/l/
|
<cokelat>
|
[co?co?lat]
|
/cOk∂lat/
|
cokelat
|
7.
|
/r/
|
<rumah>
|
[u?mah]
|
/rumah/
|
rumah
|
8.
|
/s/
|
<susu>
|
[co?co]
|
/susu/
|
susu
|
9.
|
/ ñ /
|
<punya>
|
[pu?ña]
|
/puña/
|
punya
|
10.
|
/j/
|
<menjadi>
|
[m∂h?ja?hli]
|
/m∂njadI/
|
menjadi
|
11.
|
/c/
|
<cita- cita>
|
[i?ta-i?ta]
|
/cIta-cIta/
|
cita- cita
|
12.
|
/y/
|
<saya>
<bagus>
|
[ya?yah]
[pa?yi]
|
/saya/
/bagUs/
|
saya
bagus
|
13.
|
/g/
|
<goreng>
|
[oh?ye
Å‹]
|
/goreng/
|
goreng
|
14.
|
/k/
|
<kesukaan>
|
[k∂?u?a?an]
|
/k∂sUkaan/
|
kesukaaan
|
15.
|
/h/
|
<hobi>
|
[o?pi]
|
/hObi/
|
hobi
|
17.
|
/?/
|
<makanan>
|
[ba?liah]
|
/makanan/
|
makanan
|
18.
|
/Å‹/
|
<berenang>
|
[b∂?lI?li]
|
/b∂?r∂
Å‹ /
|
berenang
|
19.
|
/m/
|
<mobil>
|
[po?biy]
|
/mObil/
|
mobil
|
2.2
Analisis Data
1. Fonem
/Nama/ realisasi fonetisnya menjadi [na?ma] ,perubahan yang terjadi dalam
pengujaran kata nama, seperti ada tambahan jeda [?] disini terjadi proses
glotalisasi yaitu proses pernyetaan bunyi hambat pada glotis (glotis tertutup
rapat) sewaktu artikulasi primer berlangsung.
2. Fonem
/saya/ realisasi fonetisnya menjadi [ya?yah] perubahan yang terjadi dalam
pengujaran kata saya , penghilangan bunyi [s] menjadi [y] dan penambahan bunyi
[h] diakhir kata.
3. Fonem
/Rudi/ realisasi fonetisnya menjadi [lU?li] , perubahan yang terjadi dalam
pengujaran kata rudi, bunyi [r] hilang menjadi [l] , [u] ketika di ujarkan
menjadi bunyi [U]dan bunyi [d] hilang diganti menjadi bunyi[l].
4. Fonem
/hobi/ realisasi fonetisnya [o?pi] dalam pengucapan kata hobi ini tidak terjadi
perubahan , fonetis yang diujarkan sesuai dengan fonemisnya.
5. Fonem
/berenang/ realisasi fonetisnya menjadi [b∂?lI?li]
perubahan yang terjadi pada bunyi [r] berubah menjadi [?] dan pengucapan bunyi
[ng] berubah menjadi [lili].
6. Fonem
/makanan/ realisasi fonetisnya menjadi [ba?liah] disisni terjadi banyak
perubahan dari fonemisnya . menurut analisis kami sepertinya wisnu tidak dapat
mengucapkan kata yang panjang.
7. Fonem
/kesukaan/ realisasi fonetisnya menjadi [k∂?u?a?an].
bunyi [s] berubah menjadi [?] sama seperti penjelasan bunyi nama, terjadi
proses glotalisasi atau jeda, yang seharusnya tidak ada.
8. Fonem
/nasi/ realisasi fonetisnya tetap [nasi] tidak ada perubahan pada kata ini.
9. Fonem
/goreng/ dalam realisasi fonetisnya menjadi [oh?ye
Å‹] dalam realisasi fonem [goreng] ini wisnu kesulitan , analisis kami . karena
wisnu menemukan bunyi [ng].
10. Fonem
/minuman/ realisasi fonetisnya menjadi [be?liah] sama halnya seperti realisasi
fonem [makanan] hanya yang berubah bunyi [a] dengan [e].
11. Fonem
/susu/ realisasi fonetisnya menjadi [co?co] . perubahan bunyi yang terjadi [s]
menjadi [c].
12. Fonem
/cokelat/ realisasi fonetisnya menjadi [co?co?lat] .perubahan yang terjadi
dalam bunyi [k] berubah menjadi [?] glotalisasi.
13. Fonem
/cita-cita/ realisasi fonetisnya menjadi [i?ta-i?ta]. Perubahan yang terjadi
dalam pengucapan , penghilangan bunyi [c] dalam fonem/cita-cita/ menjadi
[ita-ita].
14. Fonem
/ingin/ dalam realisasi pengucapannya menjadi berbunyi [il?yIn], disini
terdapat perubahan bunyi [ῃ] yang seharusnya fonem tersebut berbunyi [iῃIn].
15. Fonem
/menjadi/ dalam realisasi pengucapannya menjadi berbunyi [m∂h?ja?hli],
terdapat perubahan bunyi [j] menjadi [y] dan penambahan bunyi [h] yang seharusnya
fonem tersebut berbunyi [m∂njadi].
16. Fonem
/dokter/ dalam realisasi pengucapannya menjadi berbunyi [doktekh], terdapat
perubahan bunyi [r] menjadi bunyi [kh] yang seharusnya berbunyi [dokter]
17. Fonem
/agar/ dalam realisasi pengucapannya menjadi berbunyi [a?gah], disini terdapat
dua perubahan bunyi yaitu bunyi [g] menjadi bunyi [y] dan bunyi [r] menjadi
bunyi [kh].
18. Fonem
/bisa/ dalam realisasi pengucapannya berubah menjadi [bi?ya], disini terdapat
perubahan huruf [s] menjadi huruf [y].
19. Fonem /punya/ juga dalam realisasi pengucapannya
terjadi perubahan menjadi [pu?ña],
disini terdapat penambahan bunyi ( proses glotisasi).
20. Fonem
/mobil/ dalam realisasi pengucapannya
menjadi berbunyi [mobiy], terdapat perubahan bunyi [l] menjadi [y] yang
seharusnya berbunyi [mobil].
21. Fonem
/dan/ dalam realisasi pengucapannya menjadi berbunyi [an], terdapat peluluhan
bunyi [d] seharunya fonem tersebut berbunyi [dan].
22. Fonem
/rumah/ dalam realisasi pengucapnnya menjadi berbunyi [u?mah] disini juga
terdapat peluluhan bunyi [r] yang seharusnya fonem tersebut berbunyi [rumah]
dan terdapat proses glotisasi.
23. Fonem
/bagus/ dalam realisasi pengucapannya menjadi berbunyi [pa?yi], disini terdapat penambahan bunyi [?] atau
disebut proses Glotalisasi yaitu proses bunyi hambat pada glotis sewaktu
artikulasi primer berlangsung dan terdapat perubahan bunyi [b] menjadi bunyi [p]
dan huruf yang seharusnya [g], [u], [s] menjadi [y], [i].
Tambahan
1. Fonem
/s/ dalam realisasinya menurut data yang kami peroleh tetap berbunyi [s] namun
dalam fonem /susu/ bunyi [s] ini berubah menjadi berbunyi [c].
Dalam realisasi fonem utama, terdapat
pula bunyi pengiring yang ikut dilafalkan seperti :
1. Glotisasi yang sering terjadi pada
pelbagai fonem, seperti [co?co], [ya?yah], [lU?li], dll.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.
1 Simpulan
Bunyi
bahasa atau bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap manusia seperti pita suara,
lidah, dan bibir.Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian membentuk gelombang
bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia. Menurut
beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi
dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem
neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Banyak sekali
ragam gangguan bicara gangguan bicara seperti cadel, gagap, tuna rungu, dll.
Gangguan bicara yang paling berat adalah tuna rungu. Tuna rungu adalah istilah
yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga
seorang anak. Kondisi ini menyebabkan mereka mengalami hambatan atau
keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu kami sebagai penyusun memilih
seorang penderita kebutuhan khusus yaitu tuna rungu untuk penelitian ini. Hal
ini dikarenakan penderita berkebutuhan khusus yaitu tuna runggu mempunyai
realisasi fonem yang berbeda dengan realisasi fonem yang dilafalkan manusia
pada umumnya.
Dalam
penelitian ini, kami mempunyai dua tahapan yaitu tahap pertama ( metode
pendekatan dengan perekaman pelafalan bunyi atas teks yang dibacakan) yang
memerlukan seorang sebagai sumber dan tahap kedua ( pengumpulan sumber data dan
teori yang memperkuat analisis kami).
Pada
tahap pertama, objek sumber kami adalah seseorang siswa berkebutuhan khusus (
tuna runggu ) yang bersekolah di SLB Negeri Cicendo Bandung, yaitu :
Nama
: Wisnu
Kelas : VII ( dua
SMP)
Usia : 14 tahun
Alamat
: Lembang
Dan
pada tahap kedua yaitu pengumpulan sumber data dan teori yang memperkuat
analisis kami, sumber yang kami gunakan adalah buku dan sumber data dari media
internet.
Dalam hal ini Wisnu dalam realisasi fonemnya banyak
yang berbeda baik dengan realisasi fonem vokal maupun realisasi fonem konsonan
dibandingkan dengan realisasi fonem yang seharusnya,
Wisnupun dalam
realisasi fonem utama, terdapat pula bunyi pengiring yang ikut dilafalkan
seperti :
1. Glotisasi yang sering terjadi pada
pelbagai fonem, seperti [co?co], [ya?yah], [lU?li], dll.
3.2
Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penyusun
banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Pada makalah ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana realisasi bunyi kepada siswa berkebutuhan khusus SLB Negeri Cicendo Bandung.
Daftar Pustaka
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Putri,
Ratih . 2008. “Terapi Gangguan pada Anak”.[online].
Tersedia : http://psikolinguistik-q.blogspot.com/2008/12/terapi-gangguan-bicara-pada-anak.html
yang direkam pada tanggal 31 Oktober 2008 . [23 Desember 2012].
Aghta, Muharzi. 2009. “Anak Tuna Rungu”.[online]. Tersedia : http://alatbantudengarku.wordpress.com/2011/10/09/anak-tunarungu/
.[23 desember 2012].
Komentar
Posting Komentar