Oleh : Roma Kyo Kae S
Bahasa
menunjukkan suatu bangsa, hal tersebut sangat kita pahami dengan jelas karena
bahasa di suatu negara dapat kita ketahui dari negara manakah orang tersebut
berasal, contohnya seperti kita, bahasa Indonesia yang kita ucapkan dalam
kehidupan sehari-hari dapat diketahui oleh orang yang berada di seluruh dunia
bahwa kita adalah masyarakat Indonesia.
Pada era globalisasi zaman sekarang, semua hal menjadi
berkembang sangat pesat, entah itu dari ilmu pengetahuan, kesenian, dan lainnya
yang sangat berpengaruh bagi negara Indonesia. Namun, hal yang sangat
berkembang dan sangat di sorot dalam era globalisasi kini adalah bahasa. Dalam
kegiatan-kegiatan apapun, seperti kegiatan perekonomin, ilmu pengetahuan dan
lainnya yang bertaraf Internasiona, seseorang itu harus menggunakan bahasa
Internasional. Kita telah mengetahui bahwa bahasa Internasional sekarang ini
adalah bahasa Inggris. Banyak orang diseluruh negara yang berusaha belajar
bahasa Inggris untuk bersaing di dunia global. Namun, perlu diingat bahwa kita
boleh saja belajar dan menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari
tanpa harus melupakan bahasa nasional negara kita sendiri.
Problematik bahasa yang ada dan sangat marak saya temui
saat ini adalah penggunaan bahasa Inggris yang sangat merajalela. Merajalela
karena mempercampur adukkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, tetapi yang
lebih malangnya lagi, bahasa Inggrislah yang lebih populer dan sering digunakan
daripada bahasa Indonesia. Fenomena ini dapat kita temui diberbagai tempat di
Indonesia, terutama di tempat-tempat umum, seperti sekolah swasta,
toilet-toilet, pusat perbelanjaan.
Hal yang akan saya bahasa kali ini adalah mengenai merajalelanya penggunaan
bahasa Inggris di pusat perbelanjaan yang ada di Indonesia.


Banyaknya
pusat perbelanjaan yang menggunakan bahasa Inggris didalam penulisan di
spanduk, brosur ataupun sebagai logo dari tempat-tempat perbelanjaan tersebut.
Hal yang perlu kita pertanyakan sekarang ini adalah apakah orang-orang yang
mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut sebagian besar adalah orang-orang
Inggris atau turis mancanegara? Tidak, sudah jelas terlihat bahwa orang-orang
yang silih berganti mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut adalah warga negara
Indonesia asli atau pribumi Indonesia.
Apakah kita akan melupakan atau menomer duakan bahasa
Indonesia kita ini? Apakah kita akan menyampingkan bahasa Indonesia kita ini?
Lalu, bagaimana nasib bahasa Indonesia beberapa puluh tahun lagi? Apakah anak
cucu kita tidak akan memakainya lagi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut silih
berganti merasuki otak saya. Menurut saya, dengan melihat adanya fenomena
bahasa yang ada, khususnya di tempat umum, yaitu pusat perbelanjaan yang
menomer satukan bahasa Inggris, bahasa Indonesia sepertinya telah dinomer
duakan. Mengapa hal ini harus terjadi? Mengapa kita lengah terhadap bahasa
pemersatu bangsa indonesia ini? Akankah ketika bahasa Indonesia telah dicuri
oleh negara lain barulah kita sadari bahwa bahasa Indonesia lebih dan paling
berharga dibandingkan dengan bahasa Inggris yang telah kita nomer satukan.
Akankah dengan merajalelanya bahasa Inggris dari waktu ke waktu akan
menjatuhkan pamor bahasa Indonesia perlahan-lahan?
Entahlah,
mengapa kebanyakan orang lebih menomer satukan bahasa Inggris, padahal kita
sudah mengetahui bahwa bahasa nasional kita adalah bahasa Indonesia, bukanlah
bahasa Inggris. Saya pun tidak mengerti
sepenuhnya dengan maksud orang-orang yang menomer satukan pemakaian bahasa
Inggris didalam spanduk, baliho, dan lain-lain yang tertampang sangat kokoh dan
jelas di pusat-pusat perbelanjaan yang ada Indonesia. Apakah mereka ingin
merasa hebat dan bangga dengan pemakaian bahasa Inggris tersebut? Apakah dalam
menggunakan bahasa Indonesia tidak adanya daya tarik bagi si pembaca? Entahlah,
saya tidak mengetahuinya secara pasti.
Menurut saya, dengan adanya
problematik tersebut, kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya sadar akan
adanya bahasa nasional kita, yaitu bahasa Indonesia yang sangat penting. kita
boleh saja menggunakan bahasa Inggris untuk bersaing di dunia global. Namun,
kita tidak boleh menomor satukan pemakaian bahasa Inggris di kehidupan
sehari-hari, khususnya bagi pengusaha ataupun wiraswasta yang menggunakan
brosur, baliho, spanduk dan lain-lainya sebagai media daya tarik masyarakat
seharusnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai tulisannya. Dengan adanya hal
ini, bahasa Indonesia akan tetap lestari dan masyarakat Indonesia akan lebih
mempunyai rasa kepemilikan terhadap bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia, selalu
menjadi nomer satu !
Komentar
Posting Komentar